Raan Jay Fai, yang dikelola oleh Supinya Junsuta alias Chef Jay Fai, merupakan ikon street food Bangkok yang unik: sebuah warung kaki lima yang meraih satu bintang Michelin sejak panduan Michelin pertama untuk Bangkok pada tahun 2018. https://www.yangda-restaurant.com/ Ia menandai perubahan besar dalam peliputan dunia kuliner, memberi tempat bagi kualitas masakan jalanan yang biasa dianggap lebih rendah menjadi sorotan global.
Proses Panjang Menuju Keunggulan Kuliner
Jay Fai memulai usahanya dari keluarga penjual mie ayam, kemudian beralih dari menjahit menjadi memasak setelah sebuah kebakaran merenggut tempat tinggalnya. Pada awalnya, ia menjajakan nasi bubur dan mie goreng sederhana, lalu berkembang menjadi warung seafood berbahan premium yang masakannya dimasak sendiri oleh Chef Jay Fai setiap hari sejak tahun 1980-an. Teknologinya sederhana: dua wajan besar dipanaskan dengan bara arang, di satu halaman toko, dilengkapi dengan kacamata ski dan topi beanie khas yang ia gunakan saat memasak.
Hidangan Signature dan Pengalaman Rasa
Hidangan paling terkenal adalah omellet kepiting besar yang disebut khai jiao pu, dibuat dari telur tebal bertekstur crispy yang dilapisi dengan potongan daging kepiting segar mewah. Meski harganya bisa mencapai sekitar 1.000 Baht (± US$30), porsi dan kualitasnya dianggap sepadan oleh banyak pelanggan.
Selain itu terdapat drunken shrimp atau pad kee mao seafood pedas dan tom yum soup seafood yang kaya rempah, serta kari kepiting kuning (pu pad phong karee). Semua dibuat secara langsung oleh Jay Fai di atas bara arang, memberikan aroma asap yang khas dan intensitas rasa yang mendalam.
Tantangan dan Antisainasi Pelanggan
Tingkat keterkenalan Jay Fai memicu antrean panjang yang bisa berlangsung 2 hingga 3 jam bahkan lebih. Banyak pengunjung datang ke warung ini semata-mata untuk menyaksikan proses memasak sang chef sambil menunggu giliran. Seiring dengan ketenaran internasional—termasuk liputan dalam serial Netflix Street Food—restoran ini bahkan sempat menerapkan sistem reservasi via email tiga bulan sebelumnya, meskipun mayoritas pengunjung tetap walk-in dengan mengantri sejak pagi.
Konsumsi hanya dalam bentuk tunai, tanpa kartu, juga menambah kesan otentik dan tradisional pada pengalaman bersantap di sini.
Dampak Michelin dan Perspektif Pribadi Chef
Penghargaan Michelin star pada tahun 2018 menempatkan Jay Fai bukan hanya sebagai chef jalanan, tapi sebagai kuasa kuliner Thai. Namun pengaruh itu menciptakan tekanan baru: kunjungan lebih ramai, ekspektasi tinggi, dan tuntutan mutu yang konsisten. Jay Fai sendiri mengaku sempat ingin mengembalikan bintangnya karena reputasi yang membuat bisnisnya terlalu ramai dan mengurangi keintiman pendekatan pribadi terhadap pengunjung.
Meski demikian, ia tetap memilih untuk tidak membuka cabang atau menurunkan kualitas, mempertahankan warung kecilnya dengan dapur terbuka dan memasak secara mandiri. Warung tersebut tetap dikelola langsung oleh dirinya, dibantu anak-anaknya, tanpa mewariskan bisnis secara penuh ke generasi berikut karena ia menghargai keunsuran passion yang melekat dalam usaha ini sejak awal.
Kesimpulan: Ketulusan, Rasa, dan Warung Legendaris
Raan Jay Fai tetap menjadi simbol integritas kuliner: sebuah warung kaki lima sederhana yang bertahan pada kualitas bahan dan teknik masak manual oleh chef legendaris. Ia membuktikan bahwa Michelin star bukan hanya milik restoran mewah, tetapi juga milik mereka yang memasak dengan ketulusan di sudut jalan. Antre panjang, harga tinggi, dan suasana warung jalanan menjadi bagian integral dari keseluruhan pengalaman yang dihargai oleh pecinta kuliner lokal maupun global.
Dengan dedikasi tanpa kompromi, Chef Jay Fai mengubah makanan jalanan menjadi mahakarya sederhana, menjadikan Raan Jay Fai sebuah contoh bagaimana passion, tekad, dan kualitas bisa menciptakan dampak besar di dunia gastronomi.